Gambaran Umum Proses Audit Laporan Keuangan   Leave a comment

               Hasil akhir dari pekerjaan auditor laporan keuangan adalah pendapat audit yang menindikasikan apakah laporan keuangan klien bebas dari salah saji material atau tidak. Apa yang bisa auditor kerjakan, dari perspektif kopseptual, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mendukung pendapat itu? Auditor pertama-tama harus mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai klen, jenis usahanya dan industrinya. Auditor harus memahami resiko yang dihadapi klien, bagaimana mereka menghadapi dengan resikonya, dan sisa resiko apa yang kemungkinan menghasilkan salah saji meterial dalam laporan keuangan. Dibekali dengan pemahaman ini, auditor merencanakan prosedur yang akan menghasilkan bukti yang berguna dalam mengembangakan dan mendukung suatu pendapat atas laporan keuangan.

               Untuk memahami proses ini secara intuitif, pertimbangan terbuat dari apa laporan keuangan itu. Dari mata kuliah akuntansi keuangan yang anda ambil, anda tahu bahwa system akuntansi menangkap, mencatat, dan merangkum transaksi individual. Entitas tentu saja harus merancang dan mengimplementasikan pengendali untuk meyakinkan bahwa transaksi-transaksi itu ditangkap, dicatat, dan diikthisarkan secara tepat. Transaksi individual ini dikelompokan dan diikthisarkan menjadi beraneka akun, dan akhirnya, laporan keuangan dibuat dengan mengorganisasi kumpulan yang berarti dari saldo akun tersebut. baru saja diindentifikasikan tiga tahap dalam proses akuntansi yang berlangsung dalam pembuatan laporan keuangan : pengendalian internal ditempatkan untuk memastikan pengumpulan dan pencatatan transaksi-transaksi individual yang tepat, yang kemudian dikumpulkan kedalam saldo akun. Rangkuman ini mungkin tampak seperti penyederhanaan, tetapi pada tingkat tinggi ini akan membantu anda memahami tahapan dari proses akuntansi klien dimana auditor memfokuskan diri untuk mengumpulkan bukti dan menerbitkan pendapat audit.

                Ingatlah bahwa pekerjaan auditor yang utama adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Masuk akal jika auditor dapat merancang prosedur untuk mengumpulkan informasi langsung mengenai saldo akun akhir yang masuk kedalam laporan keuangan. Sebagai contoh, auditor bisa mengkonfirmasikan saldo kas akhir dengan menghubungi bank klien atau auditor dapat secara fisik memerika jenis barang di persedian masuk ke dalam saldo akhir persediaan. Tetapi ingat saldo akun terdiri atas transaksi individual yang terjadi selama tahun lalu (atau lebih lama lagi). Jika auditor merancang prosedur untuk menguji apakah transaksi benar-benar telah diakui dan ditangani dengan tepat, auditor dapat memperoleh informasi tidak langsung mengenai apakah saldo akun akhir kemungkinannya telah disajikan secara wajar. Informasi ini sudah jelas memindahkan satu langkah dari saldo akun akhir itu sendiri. Tetapi kita dapatmenghilangkan satu tahap lagi. Jika auditor merancang prosedur untuk menguji apakah pengendlian internal entitas terhadap transaksi keuangan adalah efektif, auditor dapat memperoleh informasi tidak langsung tambahan mengenai apakah saldo akun yang telah disajikan secara wajar. Pastikan untuk mengikuti logika ini di tahap akhir. Jika pengendalian efektif, maka transaksi kemungkinan akan didapat dan diringkas dengan benar, yang berarti bahwa saldo akun kemungkinannya akan bebas dari salah saji material. Oleh karena itu, Informasi mengenai pengendalian internal lebih tidak langsung dari pada informasi mengenai transaksi, tetapi merupakan informasi yang berguna setidaknya. Pada kenyataannya, walaupun tidak langsung bukti mengenai pengendalian internal biasanya merupakan bentuk bukti yang relatif hemat biaya.

                      Secara ringkas, auditor dapat mengumpulkan bukti di tiap tiga tahap yang berbeda pada sistem akuntansi klien untuk membantu menetukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar : 1) pengendalian internal digunakan olej klien untuk memastikan penanganan yang tepat untuk transaksi (contoh: mengevaluasi dan menguji pengendalian); 2) transaksi yang mempengaruhi tiap saldo akun (contoh: memeriksa sampel transaksi yang terjadi selama periode tersebut); dan 3) saldo akun itu sendiri (contoh; memeriksa sampel dari item yang termasuk kedalam saldo akhir tahun suatu akun). Bukti yang berhubungan secara langsung dengan saldo akhir tahun biasanya berkualitas paling tinggi, tetapi juga paling mahal. Oleh karena itu, auditor biasanya akan bergantung pada kombinasi bukti dari seluruh tiga tahap dalam membentuk pendapat audit mengenai kewajaran dari laporan keuangan. dimana dari tiga area ini paling baik difokuskan tergantung dari keadaan, dan  biasanya tergantung dari pertimbangan auditor.

Posted Juni 30, 2012 by susantodharmawi in Auditing

Tinggalkan komentar